Musik Metal atau sering disebut Heavy Metal adalah produk budaya yang cikal bakalnya dimulai pada pertengahan abad 20. Ada banyak kontroversi yang tentang jenis musik ini, namun bagi penikmat musik cadas (hard listening) prinsipnya cukup simpel, “music is just music, so enjoy it if you like”.
Setelah sekian lama mendengarkan, mendalami, memahami, dan (pernah) memainkan musik metal, maka ada beberapa fakta yang berimbang dapat saya kemukakan (diselingi catatan pribadi) yaitu :
1. Lifestyle/Budaya sub urban (sub culture).
Gaya hidup sub kultur yang berbeda dari kebudayaan induk (mainstream culture) merupakan salah satu panutan dalam kultur heavy metal (metal rules) generasi awal. Fakta yang tampak secara kasat mata di era awal budaya metal adalah hair metal (wajib gondrong atau botak saja sekalian), rantai dan gelang besi, tato, body pierching, self-body mutilation, motor gede (moge), jaket kulit, vandalisme, sepatu boot, dan sebagainya. Fakta lainnya pada era awal metal, slogan sub kultur “sex, drugs, and rock ‘n roll” juga merasuk ke dalam dunia metal, namun di era 80-an mulai ada pergeseran prinsip bahwa ada gelombang pencinta musik metal yang mengambil jalur yang berbeda (selain juga berkembangnya ekstrim metal). Mereka dalam kesehariannya tidak perlu bersikap anti sosial, anti kemapanan, dan melakukan semua perilaku negatif seperti yang disebutkan di tadi. ==back to the concept that music is just music==

Hair Metal Rules

[ Catatan pribadi. Pendapat ini adalah pendapat saya pribadi, apabila ada metalheads yang berprinsip beda, itu pilihan anda ].

Tampang personel Mr. BIG saat ini

August Burns Red
2. Menghasilkan aliran/genre terbanyak.
Heavy metal memang telah beranak – pinak, aktif dalam mereproduksi banyak sekali aliran/subgenre sebagai bukti eksplorasi yang dilakukan musisinya, bahkan faktanya subgenre tersebut bisa saja lebih banyak daripada yang dipetakan dalam diagram sejarah heavy metal.
Ahli kebudayaan musik telah memetakan beberapa diagram genealogy of heavy metal dalam sudut pandang yang berbeda – beda.
Diagram di bawah ini menunjukkan akar dari heavy metal adalah blues rock, psychedelic rock, dan hardrock.





3. Fanatisme musik dan gaya hidup.
Posisi aliran musik heavy metal ini sebagai sub kultur dalam posisinya sebagai oposisi dari kebudayaan induk, secara psikologis memang menghasilkan semangat persaudaraan dan rasa senasib sepenanggungan di antara musisi dan para penggemar yang menciptakan fanatisme. Di era awal kemunculannya, heavy metal ini memang menyuarakan semangat pemberontakkan terhadap mainstream culture yang hampir semuanya mengusung gaya hidup yang negatif, padahal sebenarnya gaya hidup negatif ini banyak dijalani juga oleh mereka yang bukan pencinta heavy metal. Bahkan jenis musik ini sempat dilarang di beberapa negara karena dikhawatirkan fanatisme terhadap sub kultur baru ini bisa mengikis nilai – nilai tradisional.
Fanatisme yang dimaksud ini terjadi pada beberapa individu, misalnya hanya mau memainkan atau mendengarkan musik heavy metal atau mengikuti sepenuhnya gaya hidup negatif dari musisi idolanya (termasuk penampilan dan perilaku idolanya).
Di masa sekarang, musik heavy metal tidak sepenuhnya bisa dibilang sebagai sub kultur, sehingga tidak perlu lagi ada fanatisme sempit dalam bermusik, tidak perlu lagi menjadi fanatik sebagai pengekor gaya hidup idolanya. Di era sekarang, tidak semua musisi metal memiliki gaya hidup negatif seperti di era awal heavy metal. Maka pilah – pilahlah mana yang baik dan sesuai dengan jiwa anda.
[ Catatan pribadi. Saya menyukai musik metal namun termasuk bukan fanatik, saya mendengarkan dan menonton hampir semua jenis musik dan menyukai beberapa di antaranya. Tidak intensif mengikuti semua album metal yang telah di-launching layaknya beberapa fanatik metal yang selalu mengikuti semua album metal rilisan terbaru. Pernah bergabung dalam band metal sebagai gitaris (sempat juga sebagai bassis), senang menonton konsernya, namun sampai sekarang belum pernah bergabung dalam komunitas metal (kecuali komunitas online). Menurut saya, seorang penggemar heavy metal pun harus punya prinsip pilihan sendiri (entah itu positif atau negatif) alias mandiri secara mental dan psikologis, jangan sampai mengekor semua gaya hidup sang musisi idola (kalau sebagian kecil sih sah – sah saja..he3x). But this’s just my opinion, if the other metalheads have any different opinions, that’s your choice. ]
4. Berhubungan dengan keyakinan/iman dan filosofi/ideologi/idealisme (?)
Musik metal oleh beberapa kalangan seringkali dihubungkan dengan keyakinan – keyakinan. Faktanya keyakinan pencinta dan pemain musik metal memang bervariatif, secara garis besar ada yang theis (agamis), atheis, agnostik, satanisme, paganisme, mistisme, dan sebagainya. Tetapi variasi keyakinan tersebut bukan hanya ada di kalangan heavy metal, di kalangan budaya musik lainnya pun (pop, rap, klasik, dan sebagainya) atau bahkan di kalangan ilmuan/saintis pun ditemukan variasi keyakinan seperti hal disebutkan tadi.
Lirik – lirik yang disampaikan di dalam musik metal memang lebih lugas dan luas, ada tentang ketuhanan atau satanisme, ideologi, filosofis, nasionalisme, idealisme, peperangan, perdamaian, apokaliptik, futurisme, kritik sosial politik, cinta, paganisme, mitologi, sekuler, positivisme lyrics, negativisme lyrics, hal – hal yang absurd atau tidak terlintas di kaca mata awam, dan sebagainya.
Judul lagu atau lirik dalam musik metal belum tentu bermakna negatif, pada musisi Indonesia misalnya, Nicky Astria dengan judul lagunya Tangan – tangan Setan, God Bless dengan Setan Tertawa, Boomerang dengan Neraka Jahanam, Jamrud dengan Setan 666, disertai dengan gambar – gambar atau poster sampul album yang tampaknya intimidatif, namun ternyata di dalam liriknya mengandung pesan positif dan bukan memuja setan. Jadi jangan apriori dulu bila melihat judul atau lirik yang terlihat demikian, makna dari suatu lagu harus dipahami dulu. Kecuali apabila memang berisi unsur – unsur demonik kuat seperti lirik/ kata – kata “Hail to Satan” atau “Glorify the Satan Name” dan sebagainya, maka (bagi saya) memang harus dihindari lagu yang demikian. Namun keyakinan adalah urusan pribadi para pendengar, masing – masing sudah punya filter (saringan) untuk memilah – milah mana yang harus diikuti dan mana yang tidak, atau mana yang hanya bagian dari strategi bisnis pertunjukkan (showbizz). ==back to the concept that music is just music==
[ Catatan pribadi. Contoh simpel, saya termasuk salah satu penggemar Ozzy Osbourne (pendiri band Black Sabbath), tokoh heavy metal yang disebut – sebut “Grandfather of Heavy Metal” atau digelar juga sebagai “Prince of Darkness”, namun saya tetap memilah – milah lagu mana yang saya dengarkan dari karya musik kakek satu ini, terutama yang tidak mengandung unsur murni demonik dan hujatan terselubung terhadap Tuhan, bukan karena saya sok bermental atau berfilter kuat, tapi karena saya suka saja. Beberapa dari pembaca mungkin akan menganjurkan untuk sama sekali menghindari semua karya musik Ozzy Osbourne dengan alasan religi, namun saya lebih mengembalikan kepada cara memfilter dan pilihan masing – masing ]
5. Sensasional.
Dalam bisnis pertunjukkan (showbizz), sensasi adalah salah satu senjatanya untuk mempertahankan popularitas, tujuannya sudah pasti untuk meningkatkan pundi – pundi uang bagi musisinya. Ada banyak sensasi yang ditunjukkan oleh musisi mulai dari mengumbar vandalisme sampai sensualitas.
Sensasi juga merupakan bagian dari pertunjukkan heavy metal, di antaranya adalah menghancurkan atau membakar alat musik ketika konser, aksi panggung dan berpenampilan ekstrim, menggunakan topeng atau corat – coret muka, sebagian kecil ada yang ekstrim juga seperti meminum darah binatang atau membawa hewan ke atas panggung, membuat simbol atau karakter ikonik, turun ke atas panggung dari helikopter, dan masih banyak lagi aksi sensasional demi langgengnya popularitas. Apakah sensasi tersebut dilakukan berhubungan dengan keyakinan/spirit tertentu atau hanya bagian dari bisnis pertunjukkan (showbizz)? Silahkan berpendapat sendiri.

Melukis wajah sudah sejak dulu dilakukan untuk sensasi

Sensasi metaller bertopeng

Menghancurkan alat musik adalah bagian dari aksi panggung

Mr.
Eddie merupakan karakter ikonik dari band Iron Maiden yang hampir
muncul di semua sampul albumnya, Megadeth pun menciptakan karakter
ikonik seperti ini

Mr.
Vic Rattlehead ini berciri utama selalu menggunakan headset dengan
rantai besar di kedua telinganya. Muncul di beberapa sampul album
Megadeth.
6. Penyaluran Emosi dan Energi.
Beberapa musisi metal menggangap memainkan musik metal adalah sebagai sarana melampiaskan emosi, selain untuk pencapaian kepuasan jiwa. Dengan menggebuk drum, membetot bass, menggeranyangi keyboard, dan mencabik – cabik gitar, menghentak – hentakkan kepala (headbanging), sepertinya semua beban lepas bebas untuk sementara waktu, mengurangi hasrat vandalisme dan anarkisme pada generasi muda. Sebagian fakta antitesis menunjukkan banyak pencinta heavy metal yang justru lebih mencintai perdamaian dalam kesehariannya dan pandai dalam meredam emosi negatif (walaupun tidak selalu demikian). ==back to the concept that music is just music==
7. Eksplorasi Musikalitas, Skills, Teknik, dan Sound.
Seperti aliran musik lainnya, aliran heavy metal juga menghasilkan banyak pendekar – pendekar musik (shredder), menghasilkan banyak sekali sub-genre (sub aliran), kemampuan (skill) bermusik di atas rata – rata, serta menemukan banyak teknik dalam eksplorasi alat musik dan sound. Bahkan ada pendapat, ditangan musisi metal, peralatan musik seakan – akan “diperkosa habis – habisan”.
Di dalam musik metal, orang tidak hanya memandang sang vokalis semata seperti dalam pop, atau gitaris dan vokalisnya semata seperti dalam blues. Di dalam musik metal, semua komponen musisinya dipandang punya kesempatan untuk menjadi yang terbaik di bidangnya (gitaris, vokalis, bassis, atau drumer terbaik) menurut konsep musik metal.
[ Catatan pribadi. Hal unik yang pernah saya alami sebagai gitaris metal dan rock semasa di SLTA, adalah nekad mencoba bermain musik metal seperti musiknya Metallica atau Megadeth tanpa mengenal teknik – teknik gitar metal, bayangkan sampai lulus SLTA pun saya belum mengenal teknik palm muting yang merupakan teknik paling dasar dalam gitar metal (ha3x..parah, bisanya cuma speed, taping, pick sliding, dan downstroke doang) dan saya kebingungan bagaimana bisa menghasilkan suara yang dalam (seperti rendaman pada palm muting) pada gitar, utak – utik malah keluar suara seperti teknik artificial harmonic yang tidak beraturan. Hal tersebut dikarenakan di daerah saya pada jaman itu susah sekali mendapatkan video konser metal atau video training gitar metal, hanya mengandalkan pendengaran dan mengulik kaset yang selalu berakhir dengan kusutnya pita (sangkulut kuan itah nah wal..he3x). Di era semasa perguruan tinggi lah saya banyak mengenal teknik – teknik gitar metal seperti palm muting, artificial ‘taping’ harmonic ala Eddie Van Halen, alternate picking, sweep arpeggio, dan sebagainya. Hanya saja untuk guitar effect saya masih menyenangi tipe stompbox analog pedals dan belum menguasai secara mendalam pada efek – efek digital. Di masa ini pula saya juga mempelajari pola permainan gitar jazz dan klasik sederhana. Walaupun skill gitar saya bukan yang terbaik, namun paling tidak saya sudah mengenal beberapa tekniknya. Jadi kangen punya band lagi deh walaupun hanya sebatas penyaluran hobi

8. Powerchord E (E5).
Chord atau disebut kunci nada (Bhs. Indonesia) didefinisikan sebagai tiga atau lebih nada yang dimainkan secara bersamaan atau terpisah. Pemain alat musik melodis (non perkusi) pasti mengerti dengan apa yang dimaksud tersebut.
Sedangkan Powerchord adalah 2 nada (atau maksimal 3 nada) yang dimainkan secara bersamaan. Powerchord ini sangat terkenal pada permainan gitar elektrik pada musik metal, pada umumnya yang dimainkan adalah nada dasarnya/rootnote (do) dan nada kelimanya (sol) serta terkadang (namun jarang) nada ke delapannya (Do) juga. Powerchord pada oktaf terendah menghasilkan karakteristik suara yang tebal, bertenaga, dan berat.
Faktanya, Powerchord E (E5) adalah kunci dasar yang paling disukai untuk memulai memainkan sebuah lagu metal (walaupun tidak semuanya), selain karena untuk menghasilkan karakter suara yang berat, juga memudahkan jari untuk menghasilkan riff dan lick yang variatif dan aktraktif. Bahkan saking berniatnya menghasilkan suara yang berat, banyak gitaris metal yang melakukan drop tuning semisal E drop D atau E drop C.

9. Double Kick/Double Pedals
Teknik double kicks/double pedals pada permainan drum dilakukan dengan menghentakan kedua pedal menggunakan kaki kiri dan kanan pada bass drum sehingga menghasilkan suara dentuman bass drum yang lebih variatif. Teknik ini dapat dilakukan dengan hentakan yang simultan (efek suara seperti senapan mesin) atau berdasarkan ketukan birama yang diinginkan.


10. Distorsi.
Distorsi (dalam musik) adalah perangkat elektronik yang mengubah bagaimana sebuah alat musik atau sumber audio lainnya ( efek ) yang digunakan pada gitar listrik, bass listrik, dan instrumen yang diamplifikasi lainnya seperti organ Hammond, synthesizer, harmonika, dan bahkan vokal yang menggunakan kliping elektronik sinyal. Distortion effect (atau distortion software) adalah perangkat tambahan paling wajib dalam memainkan musik metal, terutama pada gitar elektrik, selain tentunya efek delay, phaser, chorus, dsbnya.

11. Ikon Produk/ Endorsement Musician terbanyak.
Kemampuan musisi metal memainkan dan mengeksplorasi alat musik sampai ke tingkat ekstrim (atau minimal punya karisma sebagai musisi) menyebabkan banyak perusahaan alat musik yang mendaulat mereka dalam Endorsement Musician sebagai ikon suatu produk.
Produk alat musik yang dipakai para musisi endorse ini pada umumnya dibuat berdasarkan kriteria dan spesifikasi alat musik yang diinginkan sang musisi dan teknisi mereka, sehingga kita mengenal istilah alat musik Signature Series untuk sang musisi dan juga diproduksi massal. Misalnya : Cort GS-AXE-2 Gene Simmons Signature Series (bass); Gibson Les Paul Slash Signature Series (gitar), Dean DXR Dimebag Darrell Dixie Rebel Electric Guitar, Pearl Virgil Donati signature series (senar drum), dan sebagainya (Bold : merek dagang alat musik, Underline : nama musisinya).
12. Band dan musisi terbanyak.
Heavy metal dan turunannya menghasilkan banyak band dan musisi walaupun hanya sebatas hobi bermusik semata (non komersil). Bahkan di kota paling kecil sekalipun minimal ada 3 band yang memainkan jenis musik ini.
13. Konser (live show) Lebih Diutamakan.
Selain penjualan album, memperbanyak konser – konser atau festival musik merupakan mekanisme bertahan hidup bagi musisi metal. Penjualan album boleh jeblok di pasaran, namun bisa ditutupi dengan roadshow, apalagi bisa konser keliling negara (domestik) atau keliling dunia. Band dan musisi indie label pada umumnya lebih memfokuskan ke konser.

The Big Four are Metallica, Megadeth, Anthrax, and Slayer

A Big Headbanging Party for The Metalheads

14. Anti lipsing.
Lipsing dalam aliran Heavy Metal adalah aib terbesar. Musisi atau band yang ketahuan melakukan lipsing pada konser live-nya akan dihujat habis – habisan oleh penggemarnya, bahkan lipsing ini sanggup meruntuhkan karir musisi dan band metal paling populer sekalipun.
15. Metal Never Die.
Slogan ini memang populer dalam dunia musik metal, yang pertama, hal ini disebabkan musik jenis ini paling mudah bermetamorfosa melahirkan subgenre baru.
Yang kedua, musik ini termasuk jenis musik referensi, dimana ketika anda ingin mempelajari teknik – teknik dalam vokal atau memainkan alat musik secara utuh, selain mempelajari teknik bermusik dari aliran lain, maka teknik – teknik bermusik dalam aliran metal seringkali juga dimasukkan sebagai kurikulum utama dalam akademi/sekolah musik. Ataupun anda ingin belajar secara otodidak, maka banyak sekali buku dan video training metal yang dibuat oleh para master metal. Kecuali alat musik dan vokal manusia sudah tidak digunakan lagi di masa depan karena semua karakter sound dari alat musik dan vokal manusia tersebut semuanya diciptakan dengan menggunakan software musik dan program komputer.
16. Musik untuk interogasi.
Dalam dunia militer, ada beberapa musik yang diciptakan khusus untuk menekan mental seseorang yang sedang diinterogasi, mulai dari musik klasik menyayat – nyayat atau musik dengan bunyi – bunyian yang aneh (bisa anda cari di Youtube).
Bahkan ada pula lagu dari Britney Spears (penyanyi pop) diputar terus – menerus sehingga membuat frustasi tahanan yang akan diinterogasi sehingga buka mulut. Beberapa agen rahasia militer pun menggunakan musik metal yang diputar terus menerus tanpa henti sebagai sarana untuk membuat tawanan yang akan diinterogasi menjadi depresi sehingga bersikap kooperatif. (Link : Torturous Interrogation Technique Isn’t Music To Everyone’s Ear; The US Military’s Torture Top 10)
“Berbicara tentang memainkan atau menikmati musik metal, maka anda bukan hanya memberikan pandangan tentang apa yang anda dengarkan, tetapi juga harus utuh membicarakan eksplorasi musikalitas, skills, teknik, dan sound yang disajikan”.
“Adalah wajar generasi sebelum anda alergi atau tidak menunjukkan minat terhadap jenis musik heavy metal, mungkin mereka adalah generasi yang lahir sebelum (generasi baby boomer) atau bersamaan dengan kelahiran heavy metal, sehingga lebih terbiasa dengan musik easy listening. Sama halnya generasi yang tidak lahir dan bertumbuh pada era games-console atau games-computer, pada umumnya tidak menunjukkan minat untuk memainkan game – game digital tersebut, apalagi bila terlalu rumit”.
“Di era digital sekarang sangat mudah untuk memilah – milah musik dan lagu metal jenis apa yang akan anda dengar atau tonton (termasuk juga jenis musik lainnya), mengingat sangat banyak lirik lagu yang bisa anda pelajari dan salin dari internet. Lagi pula sekarang anda tidak harus membeli (mengunduh) lagu dalam format satu album layaknya di jaman video tape atau cassette tape, kemudahan era digital memungkinkan anda hanya mengunduh (membeli) lagu yang anda sukai atau anda anggap layak dengar dari sebuah album musik”.
“Salah satu genre Heavy Metal yang paling sulit dan belum pernah ditemukan formulasi paling tepat untuk diadaptasikan pada pediatric adalah subgenre Baby Metal”.
“Dunia memang sudah rusak karena dosa dan apabila mendengarkan musik heavy metal dan aliran musik sekuler jenis lainnya adalah suatu kesalahan, kiranya Tuhan mengampuni dan menuntun kita kepada apa yang menjadi kehendak-Nya”.
